Tadabbur Alam /Mendaki Gunung
Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.
Jenis Perjalanan / Pendakian
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.
4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.
Klasifikasi Pendakian
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).
Sistem Pendakian
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.
Persiapan Bagi Seorang Pendaki Gunung
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain:
1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan Keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.
Diposkan oleh HW-UNISMUH MAKASSAR di 20.08 0 komentar Link ke posting ini
Simpul Pengikat Harnes
)
Ada 2 simpul yang paling populer untuk mengikat tali ke harness.
1. Simpul Figure Eight (Bentuk Angka Delapan)
Semua pemanjat tebing harus tau simpul ini dan barangkali hampir 90% pemanjat tebing didunia menggunakan simpul ini pada saat mereka memanjat. Kalo kamu manjat dengan pemanjat yang enggak tau simpul ini, perlu dipertanyakan kamampuan pemanjat tsb (jangan manjat ama dia!).
Kelebihan:
- Simpul ini mudah untuk dipelajari dan mudah untuk dicek
- Simpul ini memiliki kekuatan 75-80 %. Jadi simpul Figure Eight ini lebih kuat dibandingkan simpul Bowline.
Kelemahan:
Kalo kamu sering jatuh dan menggantung pada simpul ini, setelah pemanjatan selesai maka simpul ini akan sangat erat dan susah dilepas. Ini bisa menjadi satu kelebihan kalo kamu memang masih terus memanjat dan ingin tetap terikat kuat dengan talinya. Satu cara melepas ikatan ini yaitu dengan memegang dua sisi angka delapan-nya masing2 dengan tangan kanan dan kiri kemudian goyang2kan kedua tangan tsb keatas dan kebawah berulang2 seperti saat kita mau mematahkan/membengkokkan sebatang tongkat. Dengan cara ini biasanya simpul figure eight akan menjadi lentur dan lebih mudah dilepas.
Penggunaan simpul Bowline untuk mengikat harnes sudah tidak dianjurkan meskipun simpul ini aman dan masih sering digunakan untuk pembuatan jangkar pengaman/ anchor.
2. Simpul Double Bowline
Kelebihan: - Lebih mudah untuk dilepas/ diurai meskipun pemanjat jatuh berkali2 dan mempererat simpul tsb.
Kelemahan:
Belajar mengikat simpul ini enggak semudah mengikat simpul Figure Eight.
Tidak sekuat simpul Angka Delapan
Kekuatan 70-75%.
Agak sulit untuk mengecek benar tidaknya ikatan pada simpul ini. Sering2 di cek terutama bagi mereka yang baru belajar mengikat simpul ini.
Usahakan selalu mengikat kedua simpul ini langsung ke lubang ikatan harness dan jangan menyambung simpul ditambang tsb ke harness menggunakan karabiner. Bagaimanapun juga karabiner bisa gagal dan tidak berfungsi, apakah karena rusak atau kita lupa menguncinya.
Ingat! Setiap kali mengikat simpul sisihkan tali ekor yang cukup panjang dan ikatlah simpul pengunci seperti simpul nelayan (fisherman's knot) atau paling tidak overhand knot। (simpul nelayan lebih disukai karena lebih kuat dan tidak mudah lepas).
Diposkan oleh HW-UNISMUH MAKASSAR di 19.25 0 komentar Link ke posting ini
Fakta-fakta Panjat Tebing
Untuk menjadi pemanjat kamu enggak perlu otot yang kuat dan modal yang gede, yang terpenting adalah minat. Kemauan yang keras dan dedikasi yang tinggi bakal menjadikan kamu pemanjat yang hebat.
Memanjat, seperti halnya merangkak dan berjalan, merupakan kegiatan alami yang dilakukan setiap orang sejak masa kecil
Olah raga "berimpak rendah" yang bisa ditekuni sampai usia lanjut
Menghabiskan banyak kalori perjam-nya hampir mendekati gulat dan beladiri, cocok untuk menjadikan badan tetap langsing
Tidak sepenuhnya mengandalkan otot tangan. Pemanjat profesional adalah pemanjat yang pandai dengan teknik penempatan kaki
Olah raga yang cocok buat orang yang suka problem solving/ pemecahan masalah artinya olah raga ini mengandalkan otak
Bisa dibilang mahal untuk big wall climbing dan bisa juga dibilang terjangkau untuk bouldering
Enggak usah selalu dilakukan di tebing, dinding dan struktur bangunan buatan manusia juga bisa dipanjat
Mau sukses dipanjat tebing kamu harus pantang menyerah
Panjat Tebing bukanlah sekedar olah raga atau petualangan melainkan kombinasi dari keduanya
Olah raga paling KEREN kata para penggemarnya
Pemanjat hebat adalah pemanjat yang menikmati panjat memanjat dengan sepenuh hati tanpa peduli apa kata orang. Dia selalu berusaha memperbaiki tehnik dan meningkatkan kekuatannya untuk bisa lebih menyatu dengan bebatuan. Selalu rindu akan kembali ke tebing dan batuan besar untuk manjat. Merasa kagum dan takjub saat melihat tebing-tebing baru yang membentang dan terasa ingin menyentuh juga merayapinya. (You: "Yeah..right, tony. STOP ngecoblak!")
Me: "OKAY, OKAY...Let's go climbing then!"
Peralatan
Beberapa peralatan Panjat Tebing beserta penjelasannya. Peralatan untuk Big Wall Climbing sengaja enggak dimasukan karena terlalu banyak dan sangat intensif disamping mahal sekali juga bukan hobi saya. Sebagian alat hanya aksesori (yang bermanfaat dan membantu) saja dan bukan bagian yang penting sekali untuk dimiliki.
Saya mencoba untuk mengexplore berbagai peralatan yang bermacam-macam bukan untuk mengexpose sodara-sodara supaya membeli peralatan2 mahal ini. Saya sendiri hidup seadanya dan mati-matian ngebelain untuk beli alat manjat, dan untuk keperluan bikin website kadang minjem dari temen. Gunakan uang Anda dengan bijaksana, (ce ilee, kayak financial advisor aje padahal gue juga bokek) semakin banyak info peralatan yang kamu dapet kamu bakal lebih tau kelebihan dan kekurangan alat tsb. Dan pada saatnya kamu ngambil keputusan untuk beli alat, kamu bakal dapetin yang cocok dengan keperluan dan enggak bakalan nyesel dikemudian hari.
Sepuluh Peralatan Utama (The Ten Essentials)
Kesepuluh peralatan yang tercantum dibawah ini adalah alat-alat wajib yang harus dibawa pada saat kamu berpetualang di alam bebas apakah itu berkemah, mendaki gunung, panjat tebing dll. Dengan anggapan bahwa suatu saat kamu atau partner-mu akan menghadapi keadaan darurat daftar dibawah ini akan sangat membantu dalam mempermudah penanggulangan kondisi yang kritis dan berbahaya atau sebagai tindakan preventif terhadap akibat negatif yang bisa timbul di saat kamu diluar sana.
Navigasi: Map dan Kompas (Kemampuan dasar pengguanaan kedua alat tersebut sangat penting)
Perlindungan dari matahari: Lotion, kacamata hitam dan topi
Penghangat Tubuh: Pakaian tebal (down, wool atau fleece sweater), pasangan lawan jenis tidak termasuk disini lho, tapi kalo ada sih boleh juga tuh.
Cahaya penerang: lampu kepala (headlamp) sangat lebih disukai ketimbang senter/lentera.
Kotak P3K, harus lengkap dengan isinya dong
Api: Korek api biasa dan gas juga kalo ada alat membuat api seperti parafin
Peralatan untuk memperbaiki (repair kit and tools) : pisau lipat Swiss Army , duct tape, lem super
Nutrisi: makanan extra
Air extra
Tempat berlindung darurat/ Emergency shelter
Sepatu Panjat Tebing
Enggak jarang kalo kita liat photo-photo pemanjatan tebing atau dinding lokal di Indonesia yang disitu masih terlihat si pemanjat merayap dinding dengan kaki "nyeker" alias telanjang. Kenyataan ini perlu dikagumi karena keinginan manjat yang keras kaki nyeker pun enggak menjadi hambatan dan ini bisa dimaklumi mengingat mahalnya harga sepatu panjat tebing. Saya pribadi lebih setuju kalo pemanjatan dilakukan dengan septu tennis atau sport ketimbang kaki nyeker untuk menghindari kecelakaan atau luka pada kaki yang akhirnya berakibat kegiatan panjat memanjat harus berhenti.
Sudah sering saya sebutkan bahwa sepatu panjat tebing adalah investasi pertama dan paling utama yang harus dipunyai dan direalisasi…jangan ngimpi terus pengen sepatu panjat!!!! Mulailah menabung buat sepatu dan kesampingkan dulu gear keren lainnya seperti harnes buatan Petzl atau Belay device GRIGRI. Sekeren-kerennya peralatan panjat tebing kamu kalo manjatnya masih dengan kaki nyeker sungguh amat memalukan dan terliat sangat amatir.
Memilih Sepatu Impian
Untuk memilih sepatu idaman ada banyak pertimbangan yang harus dilihat dan yang paling utama, seperti udah disinggung diatas, yaitu masalah dana. Kalo keuangan sangat terbatas cari sepatu bekas yang masih dalam kondisi baik untuk digunakan, dan kalo duit enggak menjadi masalah baru kita bisa bicara masalah teknis dibawah ini:
Tingkat kemahiran kamu memanjat
Kalo kamu baru memulai memanjat jangan menghabiskan uang untuk membeli La Sportiva Testarossa atau Five Ten Anasazi. Karena teknik kaki yang belum mahir para pemanjat pemula atau amatir lebih cepat menghabiskan bagian karet sol sepatu. Makanya cari yang murah-meriah aja biasa tipe ini disebut all-purpose atau untuk berbagai tipe pemanjatan karena tipe ini biasanya sangat nyaman dan tahan lama. Untuk yang udah pro biasanya mereka memiliki lebih dari satu pasang high-performance sepatu panjat dan benar-benar memakai sepatu yang dikhususkan untuk jenis pemanjatan.
Kalo kamu udah terbiasa pake sepatu kelas menegah dan mahir saya ingatkan jangan kembali membeli sepatu murahan yang dipasarkan untuk pemula karena enggak ada untungnya. Dari pengalaman pribadi penulis yang udah pake sepatu La Sportiva Miura cukup lama dan saking cintanya enggak ingin Miura-nya cepet jebol dan berkeputusan untuk membeli sepatu ekstra yang lebih murah untuk training didinding panjat. Setelah membeli sepatu La Sportiva Mamba yang dikhususkan untuk para pemua barulah datang seribu penyesalan…sepatu Mamba-nya enggak pernah dipake karena emang susah banget dipake majat-memanjat dengan alasan sepatunya keras, enggak sensitif, sol muka depan terlalu lebar jadi enggak bisa dipake untuk pocket, susah untuk dipasang-lepas meskipun dia jenis slipper dan seratus satu alasan lain yang membuat saya mengutuk sepatu model Mamba tsb.
Jenis Rute, Teknik dan Ragam Pemanjatan
Jenis rute bisa berupa belahan/ rekahan tebing, atau face climbing dengan muka tebing dengan tonjolan-tonjolan cadas atau bisa juga muka tebing dengan lobang dan kantong-kantong kecil untuk penempatan jari dan kaki.
Teknik yang dimaksud disini yaitu seperti smearing, edging dan heel hooking dll.
Untuk jenis pemanjatan contohnya sport climbing, trad atau juga bouldering. Untuk crack climbing biasanya dipilih sepatu yang lebih keras dengan perlindungan pergelangan dan mata kaki (seperti sepatu boot ) meskipun tipe ini makin jarang peminatnya. Dengan sepatu keras rasa sakit yang ditimbulkan oleh penguncian kaki pada retakan tebing bisa dikurangi. Sedangkan untuk sport climbing, tergantung dari fitur muka tebing, biasanya dipilih sepatu yang hebat buat edging dan pocket dan sepatu ini biasanya lebih sensitif dan agresif ketimbang sepatu untuk manjat crack. Sensitif artinya dengan mengenakan sepatu tsb kaki kamu masih bisa merasakan bentuk permukaan tebing atau pijakan sehingga kamu bisa lebih mudah dalam mengontrol penempatan kaki. Agresif artinya sepatu ini hampir selalu cocok untuk pemanjatan aneka ragam muka tebing dan kamu sangat jarang terpeleset dengan menggunakan sepatu ini sehingga membuat pemanjatan lebih mudah dan cepat. Ke agresifan ini tentunya dipengaruhi juga oleh kemampuan si pemanjat.
Untuk bouldering, lebih disukai sepatu yang mudah dipasang lepas seperti slipper atau velcro dan bukannya lace-up (tali ikat). Alasan kita memilih sepatu yang cepat dipasang lepas yaitu karena dalam bouldering kita bertempur habis-habisan dengan rute-rute pendek deselingi dengan banyak istirahat. Terkadang bagi para boulderer yang terobsesi oleh satu rute indah tertentu mereka diharuskan memanjat problem tersebut ratusan kali sampai akhirnya rute tsb jatuh ditangan (selesai dipanjat tanpa curang). Poin penting yang perlu diingat yaitu dalam bouldering kamu sering menghadapi banyak problem yang menggunakan tehnik heel-hooking atau tumit kait, ironisnya sepatu jenis velcro dan slipper bukan pilihan tepat untuk teknik ini karena sepatu jenis ini sering terpelincir dan lepas saat digunakan untuk heel-hooking. Pilih lah jenis sepatu yang pake tali (lace-up) kalo kamu serius dalam penyelesaian heel-hooking problem dan dijamin sepatunya bakal lebih jarang terlepas saat heel-hooking dikarenakan sepatu lace-up cengkramannya terhadap kaki lebih kuat ketimbang sepatu velcro atau slipper.
Macam-macam konstruksi sepatu
Konstruksi sepatu terdiri dari 2 macam board-lasted dan slip-lasted. Dari segi kecocokan dengan kaki yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Model ada 4 macam: Lace-up (baca: leis-ap) yaitu yang menggunakan tali, slipper atau slip-on, velcro dan ada pula yang zipper/ menggunakan ritsleting. Bahan bagian atas sepatu biasanya terbuat dari kulit tujuannya yaitu untuk kenyamanan setelah sepatu tsb sering dipakai. Bahan lain yang digunakan dan makin populer untuk bagian atas sepatu yaitu kulit palsu atau sintetis yang tidak akan terlalu melar dibandingkan dengan kulit asli.
Jenis Sol Karet
Kehadiran "Sticky Rubber" atau karet lengket pada sol sepatu merevolusi perkembangan olah raga Rock Climbing. Bahkan kehadiran sepatu panjat tebing dengan karet khusus ini dianggap curang oleh beberapa pemanjat tebing naturalis pada saat itu. Di tahun 1939 seorang pemanjat dari Itali bernama Vitale Bramani menciptakan karet baru untuk kegiatan manjat. Itulah sebabnya karet tsb dinamakan VIBRAM kependekan dari nama penciptanya. Setelah itu Pierre Alain (PA) dan Emil Bordenaulin (EB) menciptakan sepatu panjat tebing pertama di tahun 1940-an yang dikenal dengan nama EB yang sangat terkenal pada taun 1979. Jenis karet yang digunakan waktu itu sangat keras. Sepatu panjat tebing ini kemudian dilanjut populerkan oleh Boreal. Sejak itu sol karet yang lengket ini menjadi keharusan bagi setiap pemanjat tebing. Ada bebagai jenis karet yang digunakan pada sepatu panjat tebing. Umumnya setiap perusahaan pembuat sepatu mempunyai formulasi tersendiri dalam merancang campuran kimia karet sol sepatunya dan memberi nama istimewa untuk karet mereka seperti karet Vibram dari La Sportiva, Stealth c4 dan Stealth Onyx dari Five Ten , Gryptonite dari Montrail, FS-QUATTRO dari Boreal dan lain-lain. Meskipun bahan pembuatan karet dan nama sol sepatu yang berbeda, pada prinsipnya kesemua merek sepatu panjat tebing terkenal didunia enggak jauh berbeda dari segi kelengketan di tebing meskipun dari sisi keawetan jangka panjang dan kualitas pembuatan bisa dibilang beraneka ragam.
Cocok dan Pas, harus itu!
Cari seketat mungkin. Awalnya sakit enggak apa-apa dan kamu enggak bakalan rugi. Cara yang gampang untuk memilih ukuran ketat yaitu cari sepatu seketat- ketatnya tapi jangan sampe terasa sakit, sekali lagi benar-benar ketat. Setelah kamu dapat ukurannya misalnya 39 EURO, sepatu yang kamu beli ukurannya harus turun satu atau setengah angka yaitu 38 atau 38 1/2. Dengan ukuran yang lebih kecil ini kaki kamu bakal sakit tapi kalo udah dipake lama dan melar, bakal pas banget dan enggak kegedean. Just perfect! Ingat, waktu mau beli sepatu jangan lupa melepas kaos kakimu. Untuk sepatu yang high performance jari kaki harus menekuk dikit dan menyentuh bagian muka sepatu.
Stretch antara sintetis dan kulit. Kulit asli lebih disukai karena bakal lebih nyaman tapi teknologi kulit sintetis juga udah sangat canggih bikin kulit "palsu" tersebut lembut, enak dipake dan sangat kuat. Yang sintetis enggak bakalan melar banget ketimbang yang buatan kulit asli.
Eggak ada ukuran pasti diantara berbagai merek. Ada tiga jenis ukuran sepatu yaitu EURO (Eropa= 2 digit) , US (Amerika=1 digit) dan UK (Inggris=1 digit dan biasanya satu angka lebih rendah dari ukuran US)। Pada kenyataannya walaupun angka ukurannya sama kalo merek sepatu berbeda maka ukuran sebenarnya juga berbeda, jadi kamu enggak beoleh membeli sepatu sekedar dari melihat angka ukuran. Kamu harus mencobanya langsung atau penyesalan bakal datang kemudian.
Perawatan Sepatu Panjat Tebing
(Peralatan) (Sepatu)
Karena sepatu merupakan "alat" paling penting dalam memanjat dan harganya yang sangat mahal maka perawatannya sangat perlu diperhatikan biar bisa tetep awet dan tetap menggigit saat dipake manjat.
Beberapa fakta-fakta:
Harga tambal sepatu panjat tebing sekitar setengah harga dari sepatu baru, di USA sekitar $40. Mahal ya! Di Indonesia kayaknya jarang banget mungkin belum ada yang namanya tukang tambal sepatu panjat (profesional).
Untuk karet tambalan, kalo mau sepatunya lengket bener ditebing pilih Stealth Rubber (karetnya sepatu Five Ten), dan kalo mau karet sol sepatunya lebih awet alias tahan lama pilih Vibram Rubber (karetnya sepatu La Sportiva).
Pemanjat pemula lebih cepat menghancurkan sepatunya dikarenakan teknik penempatan kaki (footwork) yang belum mahir/ semerawut dan seringnya menggesek sepatu ke muka tebing/ dinding. Makanya saya sarankan untuk pemula cari sepatu yang paling murah, tahan lama dan nyaman.
Pemanjat retakan tebing (crack climbing) akan lebih cepat bikin sepatunya jebol dikarenakan harus sering membengkokan kaki/sepatu untuk kuncian kaki di retakan tebing (foot jamming).
Sepatu panjat tebing berfungsi paling efektif saat cuaca agak dingin. Pada saat suhu udara rendah karet sepatu lebih menggigit daripada saat udara panas. Manjat paling baik di pagi atau sore hari.
Perawatan:
Dua kesalahan besar para pemanjat tebing dalam memperlakukan sepatunya yaitu:
1.memakai sepatu panjat saat sedang ENGGAK manjat. Sepatu Panjat Tebing dibuat untuk manjat dan bukan untuk belaying, spotting atau hiking. Kalo kamu beres manjat langsung lepas sepatumu dan pakai sepatu hiking mu atao sandal.
2. (kesalahan besar) menyimpan sepatu setelah manjat langsung kedalam ransel backpack. Setelah manjat seharian, bagian dalam sepatumu bakalan lembab/basah oleh keringat. Oleh karenanya jangan langsung dimasukan kedalam ranselmu karena ini bisa bikin jamur dan bakteri tumbuh didalam sepatumu yang bakal bikin sepatumu bau dan benang jahitannya membusuk/ rusak. Melainkan gantungkan sepatumu dibagian luar ranselmu (bisa pake karabiner) biar sepatumu terkena angin dan lebih cepat kering.
Tips lainnya:
3. Jagalah sol sepatu (karet bagian bawah sepatu) tetap bersih. Gunakan sikat biasa untuk keperluan membersiahkan setiap saat memanjat dan setelah selesai memanjat. Kalo sol sepatunya kotor banget, kamu bisa menggunakan sikat kawat yang lembut tapi jangan lakukan ini terlalu sering. Bersihkan sol sepatu setiap kali kamu mau manjat rute, yang ini bakal bikin pemanjatan lebih sukses dan sepatu tetep awet.
4. Untuk sepatu laces (pake tali), longgarkan tali pengikat sepatu setelah kamu beres manjat dan tarik lidah sepatu (bagian sepatu yang menutupi atas kaki) keluar. Untuk sepatu velcro periksa dan bersihkan velcronya, soalnya kalo kotor bakal cepet rusak dan velcronya engak lengket banget yang hasilnya sepatunya enggak akan bisa dipake ngetat dan ngejoss.
5. Jangan menjemur sepatu yang agak basah, lembab langsung dibawah sinar matahari. Simpan sepatu ditempat yang terangin-angin, kering/ enggak lembab, enggak panas (jangan didalam bagasi mobil). Penyimpanan sepatu ditempat panas hanya bikin lem-nya jadi meleleh dan tempelan antar karet juga kulitnya cepet membuka/lepas. kalo sepatu terasa lembab disebabkan keringat kamu bisa pake silica gel (butiran pengering) yang ditaruh didalam sepatu.
6. Kalo sepatunya bau, tuangkan baking soda kedalam sepatumu dan diamkan selama paling enggak sehari semalam biar baunya hilang/ berkurang. Penggunaan kaos kaki tipis juga bisa mengurangi bau sepatu yang diakibatkan oleh keringat dan lembabnya udara.
7. Waktu enggak manjat di area tebing, seperti saat belaying, sangat disarankan memakai sepatu hiking/tennis (yang menutupi seluruh bagian kaki) ketimbang memakai sandal. Soalnya kalo pake sandal kaki bakal gampang kotor dan kotoran ini terus menempel sampe kamu memakai sepatu panjat tebingmu, akhirnya kotoran tsb bakal bersarang di sepatu panjatmu.
8. Kalo sepatu kotor banget cuci aja pake tangan tapi jangan pake air panas dan jangan pake bleach/ pemutih. Penggunaan mesin cuci sangat TIDAK disarankan.
9. Sering2 dicek dan perbaiki kerusakan minimum sebelum menjadi fatal
dan mahal untuk diperbaiki.
10. Saat sol bagian bawah sepatu bener2 tipis segera di resole/
tambal ganti karet baru. jangan nunggu sampe berlubang, soalnya kalo
udah berlubang lebih susah dan kalaupun bisa lebih mahal untuk di
resole.
11. Sepatu yang jarang dipake solnya bakal jadi keras. Kalo sepatumu jarang dipake...just GO OUT AND CLIMB dude!!! Jangan buang-buang duit beli sepatu mahal-mahal tapi malah jarang dipake, kumaha sih maneh teh!
Kalo sol-nya sudah terlanjur mengeras dan kotor banget
Pilih salah satu dibawah ini:
1. Bersihin aja pake kain dan air hangat kemudian gosok pake sikat kawat yang lembut sampe keliatan karet yang keliatan lebih hitam dan segar. Tapi inget penggunaan sikat kawat ini jangan terlalu sering, meskipun efektif, aktivitas ini kalo sering-sering dilakukan bikin sol cepet tipis.
2. Kalo enggak ada sikat kawat coba gunakan sand paper atau kertas ampelas yang biasa dugunakan untuk menghaluskan kayu. Cari yang agak lembut dan gosokan dengan hati-hati dan jangan sampe menguliti karetnya terlalu banyak.
3. Cara lain yang enggak begitu dikenal dan kurang disukai yaitu dengan pake penghapus pulpen, penghapus ini lebih keras dari penghapus pensil. Gosok di bagian depan sol sepatu dan bersihkan sebersih mungkin debu/ kotoran karet yang ada.
4. Cara paling gampang setelah dibersihkan dengan kain dan air hangat
juga sikat biasa, yaitu dengan saling menggosokan kedua sol sepatu yang
kanan dan yang kiri. Tip yang ini dipraktekan oleh beberapa pemanjat saat emergensi/ dadakan dengan menggunakan air ludah.
Perlu diinget juga bahwa sol sepatu yang lengket di tebing sangat
lengket juga ama kotoran dan debu...jadi sering2lah dibersihkan।
Tali Kernmantel (Kernmantle)
Satu lagi alat penting yang bakal bikin kantong kempis untuk kebanyakan dari kita. Tali ini enggak murah seperti halnya hidup kamu. Tali kernmantel yang dibuat pertama kali oleh EDELRID pada tahun 1951 yaitu tali khusus yang dipakai tukang panjat dan tukang turun tebing. Tali ini, seperti namanya, terdiri dari dua bagian ; KERN (bahasa jerman yang artinya INTI) dan MANTLE (bahasa inggris kuno yang artinya SELUBUNG/LAPISAN LUAR). Bagian inti memberikan kekuatan sekitar 70% dan bagian selubungnya yang juga tahan terhadap gesekan memberikan kekuatan sekitar 30%. Tali ini ter-amat sangat kuat yang bakal menjamin kamu tetap tergantung saat terjatuh, asalkan si pembelay dan sistemnya baik. Untuk memilih dan membeli tali kernmantel untuk manjat gunakan 3 aturan wajib berikut:
1. Beli tali baru dan jangan pernah beli yang bekas meskipun dari teman dekat atau sodara sendiri. Ini masalah hidup atau mati bro!
2. Gunakan tali kernmantel yang dinamik dan bukan yang statik. Tali panjat memanjat harus dinamik artinya tali tsb lentur dan meregang/ melar (stretch). Tali ini harus melar tujuannya untuk menahan impak pada tali tsb saat kamu jatuh. Kalo talinya enggak melar maka selain mudah putus tali itu juga bisa bikin tulang-tulangmu patah karena tubuhmu harus menempa hentakan keras. Tali statik hanya digunakan untuk turun tebing (rapeling) atau mengangkut peralatan dan suplai (hauling) pada aid climbing.
3. Pastikan ukuran tali bakal kompatibel dengan belay device yang bakal kamu pake. Contoh Grigri memerlukan tali yang ukuran diameter terkecil 10 mm. .Kalo kamu pake tali kernmantel lebih kecil dari ukuran tsb maka grigri enggak bakalan berfungsi saat kamu mencoba menghentikan pemanjat yang jatuh, dan kau bakal tau lah akibatnya.
Dari jenis pemanjatan kamu, aturan umum untuk memilih ukuran diameter seperti dibawah ini.
TOPROPE dan serbaguna: Gunakan tali tunggal ukuran diameter 11 mm
SPORT CLIMBING: Gunakan tali tunggal ukuran diameter 9.1 mm - 10.2 mm
Untuk lebih lengkapnya dalam memilih tali kernmantel kamu bisa memperhatikan juga detail berikut:
TIPE: Jumlah dan cara pemakaian tertentu. Ada 3 tipe yang dikenal dan untuk mengetahui tipe tali kamu tinggal melihat diujung tali dan akan terdapat simbol seperti dibawah ini:
SINGLE artinya tunggal yaitu tali yang cukup satu saja untuk digunakan memanjat.
DOUBLE artinya dobel atau dua tali. Tali dobel ini harus digunakan bersamaan dan masing-masing tali harus di klip ke dalam kuikdraw yang berbeda.
TWIN artinya kembar, dua tali yang sama persis seperti pada tali dobel hanya saja pada saat mengklip serupa dengan penggunaan pada tali tunggal. kedua tali tsb di klip ke dalam satu kuikdraw/ karabiner saja. Anggap kedua tali kembar itu sebagai tali tunggal saat mengklip.
DRY (kering) atau NON DRY (tidak kering). Nama lain untuk NON DRY yaitu STANDARD. Kebanyakan pemanjat sangat peduli akan kering atau enggaknya sebuah kernmantel. Kernmantel dry yaitu tali yang diberi perawatan zat anti air yang membuat tali tsb enggak gampang menyerap air. Tali yang menyerap air / non dry bakal lebih berat saat basah dan kekuatannya melemah. Untuk yang manjat alpine dan gunung bersalju tentu saja kernmantelnya harus yang dry kalo enggak talinya bakal basah dan beku jadi susah dikendalikan.. Lalu gimana dengan pemanjat di tanah air, apa perlu yang dry juga? Mengingat kondisi tropis yang lembab, lebih baik untuk memilih tali yang dry karena tali jenis dry bisa lebih tahan lama. Satu catatan yaitu perawatan zat anti air ini enggak permanen, kalo talinya udah sering dipake lama-kelamaan enggak bakalan DRY lagi dan harus dikasih perawatan baru (treatment).
PANJANG. Panjangnya tali disesuaikan dengan tingginya rute pemanjatan. Ukuran yang standar yaitu 50m, 60m dan ada juga yang 75m, 80m khususnya untuk Big Wall Climbing. Semakin panjang semakin berat pula dan susah dikelola. Panjang 60m paling banyak diminati para pemanjat. Saya mengenal seseorang yang pernah manjat rute baru (belum dikenal) yang dia temukan. Setelah sampe dipuncak dan sipembelay-nya menurunkannya, tiba-tiba tali ujung tali kernmantelnya meloncat keluar dari alat belay dan temanku itu jatuh dari ketinggian 15 meter. Untung dia enggak tewas dan hanya meremukan salah satu kakinya. Dari kejadian ini kita bisa tau betapa panjang tali bisa berpengaruh terhadap keselamatan. Tentu saja kamu juga jangan lupa untuk selalu mengikat simpul pengunci pada ujung kernmantel dan pelajari/ cari info tentang satu rute yang mau kamu panjat. Setelah sembuh dari kecelakaan, dia sampai sekarang masih manjat dengan hebat, seorang pemanjat 5.13 yang punya sponsor. Dia bernama Brian.
Jumlah Jatuh yang Tertahan (Falls held)
Daya Impak (Impact force)
Persentasi Selubung (sheath percentage)
Daya Regang Selubung (sheath slippage)
Kekebalan terhadap permukaan tajam (sharp edge resistance)
Elongasi Satatis (static elongation)
Elongasi Dinamis (dynamic elongation)
Penggunaan Simpul (knotability/ knot usability)
Perawatan Tali Kernmantel (Penjelasan dan gambar menyusul)
Cara mengecek
Jangan meminjamkan tali kecuali orang/ temen tsb punya saham kepemilikan.
uncoiling
memotong bagian yang perlu
perlindungan terhadap tepi tajam
Menghindari dan memperbaiki tali melintir; menggebuk tali seperti pecut sehingga membuat gelombang
mencuci
penyimpanan
umur dan seringnya pemakaian
evaluasi dan pengecekan
Penggunaan Kernmantel
Per tama-tama harus di flake out yang menjamin lancarnya penguluran tali.
Heaving
Cara menggulung tali untuk penyimpanan:
gulunga pemanjat (climbers coil)
gulungan kupu-kupu (butterfly's coil)
skein coil-hand and elbow
anyaman rantai (chain stitch)
cordolette rack:diplintir dan masukan dua loonya ke biner
Kapan Tali harus diganti dengan yang baru?
Kalo kamu seorang milyuner belilah tali baru setiap enam bulan sekali.
Penggantian tali tiap 2 taun sekali adalah sangat ideal.
Kalo kamu kere (baca: hidup pas-pasan) seperti aku dan manjatnya seminggu sekali di musim panas doang beli tali baru setelah empat taun. Asalkan dirawat dengan baik dan sering diperiksa.
Seorang pensiunan pemanjat pernah ngasih aku kernmantel yang keliatan baru 90%, mulus dan bersih buanget tapi umurnya udah lebih dari 7 taun. Apakah aku pake manjat??? Enggak lah yau, pokoknya inget aja kalo masalah tali itu masalah hidup atao mati, TITIK.
Harnes
Harnes adalah alat sabuk pengaman yang diikatkan dipinggang dengan dua ikatan lainnya untuk bagian paha. Harnes digunakan sebagai penghubung yang kuat antara pemanjat dengan pembelay memalui tali kernmantel. Ada 3 macam harnes:
Harnes Duduk (Seat Harness)
Harnes standar yang paling umum digunakan oleh pemanjat tebing, selain simple dan nyaman harnes ini menyalurkan hentakan pada bagian tubuh yang kuat yaitu paha kaki pada saat kita terjatuh atau menggantung pada harnes.
Bagian-bagian Harnes
Sabuk Pinggang (Waist belt)
Pengikat Paha (Leg loop)
Tali melingkar untuk belay (Belay loop)
Tali melingkar untuk menggantung peralatan (Gear loop)
Pengunci logam (Buckles)
Cara mengikat harnes (tie-in)
Cara yang benar untuk mengikat tali kernmantel ke harnes yaitu dengan memasukan tali kedalam dua loop (baca: lup). Loop pertama berada dibagian tengah antara kedua paha dan loop kedua berada tepat dibagian sabuk pinggang didepan pusar.
Meskipun ada pemanjat yang mengikatkan tali kermantel ke belay loop cara ini enggak dianggap benar dan aman.
Harnes Dada (Chest Harness)
Umumnya digunakan pada situasi rescue atau pertolongan pertama dimana harnes dada dipakai oleh orang yang mendapatkan kecelakaan. Tujuan pemakaian harnes dada yaitu agar supaya si pemakai tetap berada dalam posisi tegak. Harnes dada enggak bisa dipakai sendirian dan biasanya dikombinasi dengan penggunaan harnes duduk. Penggunaan harnes dada enggak disarankan untuk panjat-memanjat khususnya sport karena dapat mengakibatkan hentakan keras di dada pada saat si pemanjat jatuh. Hentakan keras didada bukan hanya berbahaya pada organ di tubuh tetapi juga bisa bikin sulit bernafas.
Harnes Badan (Body Harness)
Harnes yang mengikat seluruh bagian tubuh yang membuat pemakainya terhindar dari kemungkinan jungkir balik saat terjatuh. Anak kecil yang mau manjat biasanya juga pake harnes jenis ini karena tulang pinggang mereka yang belum tumbuh dan menonjol dikhawatirkan saat mengenakan harnes duduk bisa mudah terlepas dari pinggangnya. harnes badan ini bisa dibilang gabungan dari harnes duduk dan harnes dada menjadi satu.
Memilih Harnes
Untuk harnes duduk tinggal cari yang murah meriah tapi tetep lulus standar UIAA. Cari yang pas dan enak dipakai terutama kalo mau dipake untuk pemanjatan rute panjang.
Merawat harnes
Rawatlah harnes layaknya kamu merawat tali kernmantel। Usahakan tetap bersih dan hindari kontak dengan zat kimia seperti minyak. Seat harnes bisa bertahan sampe 3 tahun lebih dan kalo hanya untuk toprope bisa lebih lama karena enggak dipake jatuh tinggi terus2an.
Alat Belay dan Rapel
Belaying merupakan satu bagian paling penting dari panjat memanjat dimana tanggung jawab seorang pembelay adalah menjamin keselamatan si pemanjat dari resiko jatuh. Apapun alat yang kamu pilih untuk belaying pastikan kamu tahu dan percaya diri akan penggunaan alat tersebut karena ini adalah masalah serius dude!
Berbagai alat untuk belay diperkenalkan dan akan terus dikembangkan seiring perkembangan olah raga Panjat Tebing demi kenyamanan dan jaminan keselamatan para pemanjat. Sikap dan pengetahuan si pembelay lebih penting ketimbang alat belay secanggih apapun.
Alat belay dari sudut pandang kepraktisan dalam menghentikan jatuhnya pemanjat terbagi dalam dua jenis yaitu manual dan otomatis.
Manual/ Reguler/ Pasif: Yaitu alat belay yang digunakan untuk menghentikan jatuhnya pemanjat dengan menarik dan menekan tali tambang pada posisi tertentu sehingga terjadi friksi atau tekanan jepit yang mengakibatkan mengeremnya tambang yang terulur.
Badan Kamu (Body Belay)
Alat belay yang paling pertama dan paling sederhana diperkenalkan yaitu tanpa alat sama sekali. Hanya dengan menggunakan kekuatan bagian tubuh, kontrol tangan dan pijakan kaki yang kukuh seseorang sudah dapat membelay. Zaman dahulu kala setiap pemanjat harus di training menahan jatuhnya beban berat dari ketinggian tertentu sebelum dia bisa memulai membelay. Training in sangat berat dan sulit bagi kebanyakan orang sehingga banyak orang yang berminat menjadi pemanjat harus mundur gara-gara enggak lulus metode belay ini.
Syukurlah cara ini udah enggak dipraktekkan lagi meskipun alangkah baiknya bagi para pemanjat mengetahui teori sistem body belay ini yang mungkin pada saat emergensi bisa dipraktekan.
HMS Karabiner dengan Munter Hitch
Salah satu alternatif lain yang dapat diterapkan pada kondisi emergensi yaitu dengan menggunakan HMS Karabiner dan simpul Munter hitch. HMS Karabiner yaitu jenis karabiner seperti terlihat digambar, berbentuk seperti buah PIR (terbalik). HMS karabiner ini lebih disukai yang berukuran besar. Jangan menggantikan karabiner ini dengan jenis karabiner lain karena enggak akan berfungsi sebagaimana mestinya (baca: berbahaya). Kelemahan metode ini yaitu memerlukan tenaga yang kuat untuk menghentikan uluran tali dan bakalan bikin tali melintir sehingga sukar untuk dikendalikan.
Jangan lupa mengunci karabinernya dan harus sering latihan sebelum ngebelay pemanjat beneran. Hati-hati!
Belay Plate/ Spring Plate
Bentuk awal yaitu tanpa per (spring). dengan adanya per akan memberikan jarak antara karabiner dan plate tsb yang bakalan bikin belay jadi lebih mulus.
Figure Eight
Perlu diperhatikan untuk alat yang satu ini bahwa kebanyakan alat ini dibuat dan dikhususkan untuk rapel. Sedangkan untuk belay penggunaan teknisnya berbeda dengan saat penggunaan untuk rapel. Masih ada pemanjat-pemanjat yang menggunakan setup rapel dengan figur eight untuk belay yang biasa disebut sport belay.
Sport belay ini sangat berbahaya karena enggak akan menghasilkan friksi yang cukup kuat yang dibutuhkan untuk menghentikan uluran tali pada saat pemanjat jatuh.
Tubular
Alat belay yang paling populer. Meskipun banyak desain dan nama yang bermacam-macam alat belay tubular pada dasarnya sama saja dalam metode pemakaiannya. Alat ini menjadi pilihan kebanyakan pemanjat karena harganya yang terjangkau, ringan, mudah dipelajari dan digunakan.
Bisa digunakan untuk satu tambang ataupun dobel dari berbagai ukuran diameter dan enggak bikin tali tambang melintir. Selain itu juga sangat efektif buat belay dan juga rapel. Pokoknya praktis!
Otomatis/Auto Locking: Yaitu alat belay yang akan terkunci dengan sendirinya pada saat pemanjat jatuh atau saat tali tambang terbebani. Fungsi alat ini serupa dengan sabuk pengaman yang biasa kita pakai saat berkendaraan dimana jika terjadi hentakan keras sabuk tersebut akan menahan dan menghentikan hentakan badan kita yang meloncat. Alat ini lebih mahal tapi sangat disarankan untuk digunakan oleh para pemula yang sudah mendapatkan pelatihan cara menggunakannya. Meskipun disebut alat belay pengunci otomatis semua alat ini bisa gagal dan enggak berfungsi. Kamu harus tetep menggunakannya dengan perhatian penuh. Karena alat ini dianggap tingkat tinggi maka sebagian orang bilang bukan untuk digunakan oleh pemula.
Petzl Grigri
Siapa sih yang enggak tau Grigri? Pasti bukan pemanjat. Alat belay otomatis yang menjadi standar di seluruh dunia. Alat belay Grigri dianggap termasuk dalam alat kategori advanced meskipun pada kenyataannya penggunaan grigri lebih praktis ketimbang alat belay tubular. Ingat ukuran kernmantel harus 10-11 mm. Kalo kamu beli grigri kamu juga harus beli tube atau figure eight soalnya grigri enggak bisa dipake rappell untuk dua tali kernmantel sekaligus.
Trango Cinch
Satu inovasi baru yang bakal menyaingi GriGri. Harga lebih murah dan lebih ringan dibanding Griri mungkin karena parts yang lebih sedikit dimana Cinch enggak pake per kayak GriGri. Alat belay ini sangat bagus untuk ngebelay leader karena proses penguluran tali tambang bisa lebih mulus dibandingkan GriGri. Tapi dalam hal menurunkan pemanjat/ lowering kayaknya perlu sering praktek kalo mau lancar. Tranggo, perusahaan pembuat alat ini, menyatakan bahwa Cinch bukan alat belay AUTO LOCKING.
Sirius TRE
Alat belay yang terlihat aneh dan eksotik ini diciptakan di Jerman. Sebelum saya membeli Grigri saya melakukan riset dan mencari info tentang alat belay ini dan mulai tertarik akan keunggulan Sirius TRE dibanding alat belay lain, apalagi yang namanya buatan Jerman yang terkenal akan kualitas dan fungsionalnya. Akhirnya saya pergi ke toko outdoor untuk mengecek langsung dengan mata kepala sendiri. Kesan pertama yang saya dapat yaitu pertama alat belay ini lebih besar dari Grigri meskipun enggak jauh lebih berat. Dan kedua karena bentuk desain yang "lain daripada yang lain" membuat alat ini susah dipelajari penggunaanya tanpa pemahaman brosur instruksi tertulis yang disertakan. Enggak seperti alat belay keluaran baru contohnya Tranggo Cinch dan Faders SUM yang diliat sekilas kita bisa tau prinsip kerjanya enggak jauh berbeda dari Grigri meskipun kita masih harus tetep mengacu pada manual.
Faders SUM
SUM adalah belay device paling baru yang diproduksi oleh Fader dari Spanyol.
CAMP YoYo
Hewbolt
Second Auto Locking/ Auto Block:
Wild Country SRC
Petzl Reverso/ Reversino
Tranggo B-52
Alat Rapel Digunakan juga untuk Caving/ Spelunking dan Canyoneering
Semua alat diatas
Petzl Prana
Kantong Kapur dan
Bubuk Magnesium Carbonate (MgCO3)
Penggunaan kapur pada panjat memanjat diperkenalkan pertama kali oleh John Gill, pelopor bouldering di USA, yang juga seorang pesenam/ gymnast yang sudah biasa memakai kapur pada saat latihan dan training. Satu alat yang terjangkau dan menjadi keharusan bagi kebanyakan pemanjat. Apalagi mengingat cuaca ditanah air yang panas dan berkelembaban tinggi mengakibatkan keringat tak henti-hentinya mengucur disekujur tubuh. Penggunaan kapur bisa sangat membantu membuat telapak tangan tetap kering sehingga cengkraman dan genggaman lebih menggigit. Kapur ini akan sangat diperlukan sewaktu kamu bertempur dengan problem sloper (bundar menonjol dan lembut) dimana kelengketan seluruh bagian telapak tangan sangatlah diperlukan.
Biasa dipakai di pinggang bagian belakang, ada juga pemanjat yang memberikan tips untuk mengenakan dua kantong kapur untuk saat-saat tertentu.
3 Bentuk Kapur:
Kotak: Bubuk kapur yang sudah dipadatkan
Bubuk: Paling banyak digunakan karena sangat praktis. Kelemahannya yaitu mudah berterbangan yang bikin kurang bersahabat dengan mata juga paru-paru. Kalo tumpah :-(
Bola Kantong: yaitu bubuk kapur yang dimasukan kedalam bola kain. Lebih tahan lama ketimbang sekedar bubuk. Less messy choice of gym climbing. bubuk yang terrkontrol untuk tidak berterbangan maka lebih baik untuk kesehatan. Bisa membuat sendiri dari kaos kaki.
Merek:Kapur untuk manjat biasanya dibuat dengan zat pengering tambahan. Dari pengalaman saya pribadi, merek yang berbeda memberikan kualitas yang enggak sama. Favorit saya yaitu kapur Metolius karena membuat tangan lebih kering ketimbang kapur lain. Kapur buatan Bison jauh lebih lembut dan halus ditangan dibanding Metolius tetapi daya pengeringnya enggak sebagus Metolius.
Pada keadaan sulit untuk merenggut dan meremas bubuk kapur kamu bisa mengusapkan tanganmu yang berkeringat ke celana dibagian paha. Karena itu kadang lebih baik memanjat dengan celana katun yang menyerap keringat.
Selain bentuk kapur ada juga alat pengering keringat lainnya yang berupa gel atau lotion yang beredar dipasaran contoh salah satu yaitu Tite-Grip. Nampaknya para pemanjat tebing belum begitu tertarik dengan metode pemakaian lotion ini. Mungkin lebih cocok buat para penggemar bouldering sehubungan rute dan problem-problem nya yang pendek dan enggak terlalu tinggi.
Metolius juga memasarkan alat pengering keringat tangan yang berbentuk bola empuk/ seperti terbuat dari busa atau kapas, bola ini ditempatkan di dalam kantong kapur dan tinggal digenggam dan diremas pada saat diperlukan। Pengering yang satu ini cukup praktis tapi kurang efektif.
materi ini saya dapatkan dari blog HW universitas makassar....
semoga bermanfaat
Jumat, 03 September 2010
Diposting oleh danung_caxep di 13.24
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment